Selasa, 06 Januari 2015

KEPEMIMPINAN
(Pertemuan XI)
Oleh:
Dr. Putri Suci Asriani, S.P., M.P.
Jurusan Sosek Pertanian PS Agribisnis
Fakultas Pertanian UNIB
2013

Pengantar
• Dalam kenyataannya para pemimpin dapat
mempengaruhi moral dan kepuasan kerja,
keamanan, kualitas kehidupan kerja, dan
terutama tingkat prestasi suatu organisasi.
• Para pemimpin juga memainkan peranan kritis
dalam membantu kelompok, organisasi, atau
masyarakat untuk mencapai tujuan mereka.
• Kemudian timbul pertanyaan: apa yang
membuat seorang pemimpin efektif?

Pengertian Kepemimpinan
• Menurut Stoner (1992), kepemimpinan
manajerial dapat diterjemahkan sebagai
suatu proses pengarahan dan pemberian
pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang saling
berhubungan tugasnya.

• Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut,
yaitu: Pertama, kepemimpinan menyangkut
orang lain yang bertindak selaku bawahan atau
pengikut; Kedua, kepemimpinan menyangkut
suatu pembagian kekuasaan yang tidak
seimbang antara para pemimpin dan anggota
kelompok; dan Ketiga, selain dapat memberikan
pengarahan kepada para bawahan atau
pengikutnya, pemimpin juga dapat
mempergunakan pengaruhnya.

Kepemimpinan adalah bagian penting dari ilmu
manajemen, tetapi tidak sama dengan
manajemen. Kepemimpinan merupakan
kemampuan yang dipunyai seseorang untuk
mempengaruhi orang-orang lain agar mau
bekerja guna mencapai tujuan dan sasaran
organisasi. Manajemen tidak hanya mencakup
kepemimpinan, tetapi juga terdiri dari fungsifungsi
lain seperti perencanaan,
pengorganisasian, dan pengawasan.STUDI KEPEMIMPINAN

• Penelitian-penelitian dan teori-teori
kepemimpinan dapat diklasifikasikan sebagai
pendekatan-pendekatan kesifatan, perilaku,
dan situasional (contingency) dalam studi
tentang kepemimpinan.
• Pertama memandang kepemimpinan sebagai
suatu kombinasi sifat-sifat (traits) yang
tampak.
• Kedua bermaksud mengidentifikasi perilakuperilaku
(behaviors) pribadi yang
berhubungan dengan kepemimpinan yang
efektif.
• Ketiga, yaitu pandangan situational tentang
kepemimpinan.
Pandangan situasional menganggap bahwa
kondisi yang menentukan efektivitas
kepemimpinan bervariasi sesuai dengan, a.l.:
• Tugas-tugas yang dilaksanakan
• Keterampilan dan harapan bawahan
• Tingkat pendidikan formal bawahan
• Lingkungan organisasi
• Pengalaman kerja pemimpin dan bawahan.

Selanjutnya pandangan ini telah memunculkan
pendekatan contingency pada studi
kepemimpinan yang dimaksudkan untuk
menetapkan faktor-faktor situasional yang
menentukan seberapa besar efektivitas situasi
gaya kepemimpinan tertentu.Pendekatan Kepemimpinan
Ketiga pendekatan tersebut, secara kronologis,
akan dibahas sebagai berikut:
• Sifat-sifat  Perilaku  Situationalcontingency.

Pendekatan perilaku memusatkan perhatiannya
pada dua aspek perilaku kepemimpinan, yaitu (1)
fungsi-fungsi kepemimpinan, dan (2) gaya-gaya
kepemimpinan. Teori-teori dari hasil-hasil penelitian
yang paling terkenal adalah (Manullang, 1983):
• Teori X dan Teori Y dari Douglash Mcgregor
• Studi Michigan, yang disampaikan oleh ahli
psikologi sosial, Rensis Likert
• Kisi-kisi Manajerial dari Blake dan Mouton
• Studi Ohio StateKepemimpinan
• Gaya kepemimpinan (leadership styles) akan sangat
mempengaruhi performansi para pekerja bawahan.
• Davis dalam Handoko (2000) menyimpulkan adanya
4 (empat) faktor yang dapat mempengaruhi
kepemimpinan di dalam organisasi,
yaitu:kecerdasan, kematangan dan keluasan sosial
(social maturity and breadth), motivasi dari dalam
dan dorongan prestasi (inner motivation and
achievement drives), dan hubungan manusiawi.

• Menurut Greene dalam Handoko (2000), di
dalam suatu organisasi terjadi hubungan
antara atasan dan bawahan yang bersifat
saling mempengaruhi. Greene menyimpulkan
bahwa apabila bawahan tidak dapat
menjalankan tugas-tugasnya dengan baik,
maka pemimpin cenderung akan
menggunakan pendekatan yang berorientasi
pada pencapaian tujuan.

• Selanjutnya apabila bawahan dapat
melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik,
maka pemimpin cenderung akan
menggunakan pendekatan yang berorientasi
pada “bagaimana mengenali dan menghargai
kebutuhan-kebutuhan bawahannya”.
Studi-studi klasik mengenai kepemimpinan
menyimpulkan adanya dua gaya kepemimpinan,
yaitu:
1. Berorientasi kepada atasan
2. Berorientasi kepada bawahanGaya Kepemimpinan berorientasi pada
Atasan:

 Menggunakan pendekatan Teori X dari McGreegor, yaitu
melihat manusia dari segi yang negatif (manusia itu
tidak suka bekerja, harus dikontrol, harus
diarahkan/diperintah, dan tidak suka tanggungjawab)
 Autokrat, yaitu hanya mementingkan
pelaksanaan/penyelesaian tugas saja dan tidak percaya
kepada bawahannya
 Tertutup dan lebih banyak memerintah
 Menentukan apa yang harus dikerjakan serta cara
mengerjakan tugas-tugas
 Lebih mementingkan aspek produksi.Gaya Kepemimpinan berorientasi pada
Bawahan:
 Menggunakan pendekatan Teori Y dari McGreegor, yaitu
memandang manusia dari segi positif (pada dasarnya
manusia itu suka bekerja, mau mendisiplinkan dirinya,
ingin bertanggungjawab, dan kreatif)
 Demokratis dan terbuka
 Supportif dan partisipatif, yaitu berkemauan menunjang
dan bersedia menerima partisipasi dari bawahannya
 Akrab dengan bawahannya, mempercayai bawahannya,
dan dapat menghargai bawahannya
 Lebih mementingkan aspek manusia.

Rangkuman
• Kepemimpinan adalah bagian penting dari manajemen,
tetapi tidak sama dengan manajemen. Kepemimpinan
merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk
mempengaruhi orang lain agar mau bekerja guna mencapai
tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan.
Manajemen melingkupi kepemimpinan dan juga fungsifungsi
lain yang ada di dalamnya, yaitu seperti:
perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan.

• Berdasarkan hasil studi terdahulu mengenai perkembangan
teori-teori kepemimpinan dapat diklasifikasikan beberapa
pendekatan, yaitu pendekatan kesifatan, pendekatan
perilaku, dan pendekatan situational-contingency dalam
studi tentang kepemimpinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar